December 1st, 2015
tanggal 30 november pukul 22.00 waktu indonesia bagian jakarta utara gue baru keluar dari rs, abis operasi, sudah seminggu gue merantau ke rumah sakit.
Letih, mual, agak nyeri, dan kangen, kangen sama dr. Yanu, lah kok dr. Yanu? Iya selain jadi pasien gue juga merangkap jadi pengagum rahasia dokter2 bedah yg nanganin gue.
Tanggal 1 desembernya gue ujian pagi, jam 10.00wib (waktu indonesia bagian bekasi), belum terlalu siap karna belum mateng bgt belajarnya, rumah sakit bukan tempat yg kondusif buat belajar, sedikit belajar ini lah yg menjadi bekal gue nyantai ujian hari ini, dan alhamdulillah semua nya lancar, entah bener entah engga selama gue masih bisa ngarang gue anggap ujiannya lancar.
1 Desember 1994, tepat 21 tahun yg lalu gue lahir, tapi di hari ini gue malah ujian dan malamnya gue baru balik dari rumah sakit, ga ada tangan yg menyalami gue selamat ulang tahun, hanya deretan chat dan email yang masuk memberikan ucapan lengkap dengan doa. Tak ada sesuatu yang terbungkus, tak ada kue dan lilin untuk ditiup, hanya datang ke kampus-ujian-lalu pulang, tapi gue bersyukur untuk tahun ini.
Segala operasi gue tahun ini berjalan lancar, ujian gue hari ini lancar, gue dalan keadaan sehat, gue punya rumah sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan, gue bisa makan dan minum dari rizki yg halal, gue punya segalanya, lebih dari sekedar sesuatu yang dibungkus yg menjadi barang adat mereka yg bertambah umur, lebih dari sekedar acara tiup lilin, 21tahun ini terasa sangat luar biasa.
Mengingat kembali 2 tahun lalu, 2014...
Buat gue ini adalah tahun tersulit gue, bukan hanya soal kecelakaan maut yg hampir merenggut nyawa gue, tapi juga firasat soal kematiaan yg bikin gue hidup tidak tenang, dibayangi ketakutan akan dijemput ajal, sampai tidur pun gue sungkan.
Tiap kali gue mengingat ini, rasanya pantas gue mensyukuri hidup gue sampai hari ini.
Deretan drama yang gue temukan di rs, mulai dari orang yg patah tulang tp dia gapunya uang, patah tulang dan meninggal, ganteng tapi gapunya tangan, sampai sesosok wanita yg masih meracuni pikiran gue sampai hari ini.
Tentang wanita yg nyaris tersungkur saat berpindah tempat duduk dari kusri roda ke bangku panjang ruang tunggu agar bisa berbaring, tubuhnya pucat pasih dan lemas, dia terdiagnosa kanker getah bening, entah bibir ini ingin menyampaikan apa, dia hanya bisu tanpa sepenggal kalimat pun, rasanya dibuat malu ribuan kali.
Malu rasanya jika sampai hari ini masih ada saja yang gue keluhkan, selalu merasa kurang dan mau lebih, dasar manusia!
Tapi baiknya tuhan, dia merencanakan banyak pertemuan hebat gue, ketemu dokter bedah spektakuler, ibu2 yg tidak gue kenal dan menangis saat menatap gue.
Terlalu... terlalu banyak hal hebat yg melibatkan gue, jangan tanya gue mau kado apa, gue cuma mau pintar bersyukur lebih dari siapapun, gue mau terus dalam keadaan iman dan islam sepanjang hidup dan mati nya gue, gue mau hidup bahagia dijalan tuhan.
Lalu bagaimana dengan cita2 gue menjadi dokter? Tak inginkah gue mendoakan cita2 gue sendiri?
Gue selalu mendoakan itu, dan tuhan tahu mana yg terbaik buat gue.
Salam hangat,
Aku... yang berulang tahun di 1 desember
0 komentar:
Posting Komentar