Medical Story by Me
-Leukimia, dan setumpuk sakitnya berjuang-
17 Agustus 2016
Tulisan ini gue dedikasikan utk ibu2 yg semalem gue temui, untuk perjuangan yg perih
Gue duduk di depan poli orhopedi, beberapa meter dari gue duduk, seorang ibu nyaris botak mendorong2 kursi rodanya seolah sedang jalan2 wajahnya pucat dan lemes bgt keliatannya, gue tebak pasti dia kanker, tapi gue ga tanya dan mengalihkan pandangan gue dari si ibu, dan beberapa detik kemudian si ibu sudah berada di depan gue, ngobrol lah kami.
Gue lupa apa percakapan awal kami, tapi si ibu memberikan bahasa tubuh dan mengekspresikan rasa sakit, jadi gue dekatkan telinga gue ke sumber suara, karna suara si ibu kecil banget nyaris tak terdengar.
Si ibu leukimia (kanker darah), lumpuh, putus saraf tulang belakang, tukak lambung, dan yang menyakitkan adalah bagaimana dia berobat dan ketemu dokter.
Sebelumnya si ibu berobat sama dr. Andi (nama samaran) untuk operasi tulang belakangnya, si ibu cerita sambil memegang dadanya seolah perih yg tak terobati di dada nya, "pas di meja operasi dr. Andi bilang sama saya ntar ibu jangan nuntut saya milyaran ya, saya dapet dari ibu paling 100-200ribu!"
Deg!
Hati siapa yg ga terluka ketika di ruang operasi di sodorkan kalimat seperti itu?! Gue yang denger aja mau nangis.
Sebelumnya gue pernah ketemu sama dr. Andi, penilaian gue di pertemuan pertama dia ramah, tapi gatau buruknya dia seperti apa, memang dia sempat agak menyindir dokter gue, tapi saat itu gue ga menghiraukan karna belum 'ngeh' maksud beliau. dr. Andi lah yg memberikan surat pengantar buat gue MRI.
Tapi ketika gue kembali ke rs mau ngadu karna ditolak MRI dr. Andi ga praktek.
Di rumah sakit itu ada 3 orthoped yg praktek bersamaan, gue bisa dapat siapa aja, maka jalan terakhir yg bisa gue lakukan adalah berdoa "ya Allah, siapapun dokternya pilihkan yg terbaik buat tara, apa yg tara anggap baik, blm tentu baik buat tara. Sesungguhnya engkau maha mengetahui sedang tara tidak, tara serahkan segalanya kepada mu, tara ga pernah kecewa ketika menyerahkan kepada mu, maka kali ini tara serahkan lagi, hapuslah nasib buruk untuk tara dan gantilah dengan yg baik".
And then, voila!
Gue ketemu sama dr. Soni (nama samaran) kata temen gue dr. Soni 'kejam' bkn kejam sih, tapi tegas lebih tepatnya. Tapi gue sudah terlanjur pasrah sama pilihan tuhan, ternyataaaa.... dr. Soni luar biasaaaaaaaaaa banget baik nya!
Kembali lagi ke topik si ibu
Si ibu kambuh tukak lambungnya, dia minta di rawat di rs, tapi dia di tolak! What?!
Jadi dokter menolak dengan alasan dia gabisa ngerawat penderita leukimia, sementara maksud si ibu saya bukan mau ngurusin leukimia nya tapi tukak lambungnya, akhir nya dia menggunakan dana pribadi di rumah sakit lain dan di terima (untuk bagian ini gue kurang paham).
Si ibu pernah kasih si dr. Andi uang senilai 1jt rupiah, dengan harapan si dr. Andi akan merawat si ibu dengan baik. Seharusnya orang baik ga akan bisa dibayar dengan uang, dan akhirnya dia pindah ke dr. Soni, dokter gue sekarang.
Sepanjang cerita si ibu mejelaskan betapa kecewanya beliau, betapa ingin nya beliau menyerah, betapa kesalnya "sakit banget saya, sakiiiit banget".
Abstrak banget tulisan gue kali ini, intinya adalah, beliau sakit, dan bagaimana prosedur yg harus dia lewati adalah perjuangan yg luar biasa.
Leukimia?
Lumpuh? Saraf tulang belakang putus?
Tukak lambung?
Rasanya pasti sakit, tapi semakin sakit ketika dia mendapati petugas medis yg bukannya merawat luka malah melukai hati.
Siapapun kalian, jangan mau kalah sama semangat mereka, jangan nyerah, jangan ngeluh.
Kalian belum pantas buat ngeluh.
0 komentar:
Posting Komentar